Universitas Riau Kepulauan Kunjungan Kerja,Penelitian PROBLEM BASED LEARNING DENGAN KELAS KONVENSIONAL DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMB

PROBLEM BASED LEARNING DENGAN KELAS KONVENSIONAL DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMB

Rahmi

Dosen Tetap Pendidikan Biologi FKIP UNRIKA Batam

 

Abstrak

Penelitian yang menggunakan metode Quasi Eksperimen ini bertujuan untuk perbedaan kemampuan berpikir kritis mahasiswa padapokok bahasan dinamika populasi pada hewan antara kelas PBL (Problem Based Learning) dengan kelas konvensional, dan mengatahui deskripsi indikator dari kemampuan berpikir kritis mahasiswa padapokok bahasan dinamika populasi pada hewan di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UMB. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi semester VI pada tahun akademik 2011/2012. Penguasaan kemampuan berpikir kritis diukur dengan menggunakan tes uraian materi dinamika populasi pada hewan sebanyak lima soal, masing-masing mengukur ketercapaian lima indikator kemampuan berpikir kritis.Analisis data menggunaka uji-t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas PBL berbeda signifikan pada kemampuan berpikir kritis di bandingkan dengan kelas konvensional dan menggunakan uji-t juga penelitian menunjukkan bahwa dari lima indikator kemampuan berpikir kritis pada indikator melakukan deduksi dan induksi dan melakukan evaluasi tersebut berbeda signifikan dibandingkan dengan indikator yang lain. Kemampuan berpikir kritis yang berbeda signifikan pemilikannya pada mahasiswa yang belajar dengan menggunakan model PBL adalah kemampuan melakukan deduksi dan induksi, serta melakukan evaluasi.Model pembelajaran PBLlebih cocok digunakan pada kemampuan berpikir kritis mahasiswa dan model PBL juga cocok digunakan pada matakuliah yang mempunyai  karakteristik yang sama denganpokok bahasan dinamika populasi pada hewan.

 

Kata kunci : PBLdan Kritis

 


1.                  Pendahuluan

Kemampuan belajar, berpikir kreatif, membuat keputusan, dan memecahkan masalah akan banyak dibutuhkan dalam mencari pekerjaan. Permasalahan yang timbul adalah pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal.Termasuk mata pelajaran biologi. Disisi lain adanya banyak fakta bahwa guru menguasai materi suatu subjek dengan baik tetapi tidak dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Hal itu terjadi karena kegiatan tersebut tidak didasarkan pada model pembelajaran tertentu sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa rendah(Salpeter dalam Anggraeni, 2006).

Menurut Henik (dalam Suryadi, 2011) mengatakan guru selama ini lebih banyak memberikan ceramah dan latihan mengerjakan soal-soal dengan cepat tanpa memahami konsep secara mendalam. Hal ini menyebabkan siswa kurang terlatih untuk mengembangkan daya nalarnya dalam memecahkan permasalahan dan mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata sehingga kemampuan berpikir kritis siswa kurang dapat berkembang dengan baik.

Faktor – faktor yang diprediksi mempengaruhi rendahnya prestasi siswa adalah : bahan ajar, media pembelajaran, kemampuan siswa, semangat dan motivasi siswa, kemampuan guru, dan strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru. (Sardjono, dalam Hermelly, 2011)

Studi pendahuluan dilakukan terhadap mata kuliah ekologi hewan menunjukan bahwa nilai rata-rata pada tahun 2011-2012 dari seluruhmahasiswa  diperoleh nilai 6,53. Hal ini perlu ditingkatkan menjadi sebaliknya, Adapun faktor yang diduga menjadi penyebabnya adalah 1) pembelajaran lebih ditekankan pada pengumpulan pengetahuan tanpamempertimbangkan keterampilan proses dan pembentukan sikap dalam pembelajaran, 2) kurangnya kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan bernalarnya melalui diskusi kelompok, 3) Sasaran belajar ditentukan oleh dosen sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna bagi mahasiswa (Hasil Evaluasi Semester Ekologi Hewan, 2011/2012).

2.                  Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membedakankemampuan berpikir kritis mahasiswa yang memperoleh pembelajaran antara PBL dengan kelas konvensionalpada pokok bahasan dinamika populasi pada hewan.Selain itu juga membedakan penguasaan indikator kemampuan berpikir kritis mahasiswa antara PBL dengan konvensional.

 

3.                  Metodologi

Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen, karena dalam desain ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2008).

Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi S-1 Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Bengkulu.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Semester VI tahun ajar 2011/2012 Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UMB, terbagi dalam 5 kelas, VIA, VIB, VIC dan VID.Sampeldalam penelitian ini sebanyak 53 orang mahasiswa yang terdiri dari 29 orang mahasiswa pada kelasPBLdengan  24 orang mahasiswa pada kelas konvensional. Sampel penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas semester VIA sebagai kelas PBL dan kelas semester VIE sebagai kelas konvensional.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas adalah model pembelajaran PBL dan diskusi, sedangkan variabel terikat adalah kemampuan berpikir kritis.

Pengumpulan data diperoleh dari hasil tes kemampuan berpikir kritis yang diambil dari pretes maupun postes.Penguasaan kemampuan berpikir kritis diukur dengan menggunakan tes uraian materi dinamika populasi pada hewan lima soal, masing-masing mengukur ketercapaian lima indikator kemampuan berpikir kritis.  Indikator kemampuan berpikir kritis yang digunakan untuk mengembangkan intrumen menggunakan modifikasi empat indikator kemampuan berpikir kritis dari Ennis.Pada setiap jawaban pada kemampuan berpikir kritis diberikan kriteria pensekoran 0-4 untuk jawaban sempurna.Analisis data menggunaka uji-t melalui Teknik SPSS-17.0.

 

4.                  Hasil dan Pembahasan

4.1.            HasilPenelitian

Kemampuan berpikir kritis yang diukur dalam penelitian ini meliputi lima indikator, yakni kemampuan merumuskan masalah, memberikan argumentasi, melakukan deduksidan  induksi,  melakukan evaluasi, serta mengambil keputusan dan tindakan. Kemampuan berpikir kritis mahasiswa ditinjau dari rata-rata postes, mahasiswa antara kelas PBL dengan konvensional, berturut-turut adalah : 14,69 dan 12,08 dengan standar deviasi berturut-turut 1,56 dan 1,74. Dengan memperhatikan hasil uji data postes, peningkatan rata-rata dan standar deviasi antara kelas PBL dengan kelas konvensional, maka dapat disimpulkan bahwa berbeda kemampuan berpikir kritis mahasiswa antara kelas PBL dengan kelas konvensional.

 

Related Post

BUSINESS MANAGERS IN DIFFERENT ENVIRONMENTS: STRATEGY FOR SURVIVAL OF OUTSOURCING THE COMPANY MANUFACTURING AND SERVICES TO LOW-COST LABOUR MARKETBUSINESS MANAGERS IN DIFFERENT ENVIRONMENTS: STRATEGY FOR SURVIVAL OF OUTSOURCING THE COMPANY MANUFACTURING AND SERVICES TO LOW-COST LABOUR MARKET

Edwin Agung Wibowo Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Riau Kepulauan Abstract This study defines views of outsourcing from Finland to India.  The conventional benefits and disadvantages of outsourcing are reviewed through